Senin, 11 November 2013

Sistem Informasi yang Diterapkan Pada Organisasi Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau “Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto”, suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.
Di tengah persaingan industri perbankan yang semakin ketat, BRI Sebagai bank transaksional terus menerus memperluas ragam produknya dengan menawarkan rangkaian jasa yang sangat beragam untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik para nasabahnya. Adapun produk dan jasa dari BRI antara lain:
Jenis
Produk atau Jasa
Simpanan
Tabungan BRI, Deposito, Giro BRI
Pinjaman
Pinjaman Mikro, Ritel, Kredit UKM, Program, Kredit Usaha Rakyat
Jasa Bank
Jasa Bisnis, Jasa Keuangan, Jasa Lain, Kelembagaan, E – Banking, Treasury, Internasional
Produk Konsumer
Kartu Kredit, Kredit Pemilikan Rumah, Kredit Kendaraan Bermotor, Kredit Multi Guna (KMG)
Produk Investasi
DPLK, ORI & SR, Jasa Wali Amanat, Jasa
Jenis
Produk atau Jasa

Kustodian
Produk Prioritas
Produk,layanan,privileges, Reksa Dana, Kartu BRI Prioritas,
Banyaknya kantor cabang, koordinasi yang belum berjalan dengan baik dari kantor pusat hingga unit terkecil, dan beragamnya produk BRI tentu membutuhkan sistem pengelolaan dan pengawasan yang baik agar tidak terjadi penyimpangan dalam menjalankan bisnis. Banyaknya kantor cabang tersebut dapat mempersulit BRI untuk mengetahui kondisi perusahaan secara keseluruhan. Demikian halnya dengan masalah perkembangan produk yang ada dalam tiap kantor cabangnya. BRI juga belum melibatkan Business Intelligence pada proses bisnisnya. Padahal untuk bersaing dalam persaingan yang sangat ketat saat ini, perusahaan perlu mengetahui kondisi internal perusahaannya sehingga perusahaan dapat mengetahui posisi mereka dalam pasar yang pada akhirnya akan mempermudah perusahaan dalam pengambilan langkah selanjutnya .
Mengetahui adanya permasalahan terkait dengan proses bisnis dan pengendalian internal, BRI memutuskan untuk menerapkan IT dalam mengakuisisi sistem informasi atau teknologi informasi yang akan dibahas sebagai berikut.
APLIKASI YANG DIGUNAKAN
Untuk menanggapi permasalahan yang dihadapai oleh BRI seputar proses bisnis perbankan, maka BRI telah mengimplementasikan beberapa sistem informasi sebagai berikut :
Core Banking System (CBS)
Aplikasi real time online yang menghubungkan kantor pusat dengan unit BRI yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Selama tahun 2007 telah dilakukan penambahan unit kerja online yaitu dengan mengimplementasi aplikasi Core Banking System yang disebut aplikasi BRINETS pada 720 BRI Unit. Dengan implementasi ini jumlah BRI Unit yang terhubung secara real time online pada tahun 2007 bertambah sebanyak 720 lokasi menjadi  1.690 lokasi, tersebar di tiga wilayah waktu.
 Electronic Banking
Untuk melayani nasabah 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, BRI secara terus menerus melakukan penyempurnaan dan pengembangan fitur-fitur layananelectronic banking. Melalui media elektronik memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui ATM, phone banking, electronic fund transfer, dan mobile phone. Dengan menggunakan BRI Card, nasabah dapat melakukan transaksi tunai dan non tunai di lebih dari 1.262 ATM BRI, lebih dan 28.226 ATM Bersama, ATM Prima dan ATM Link, ratusan ribu ATM berlogo Cirrus dan Bankcard.
Enterprise Data Model
Enterprise Data Model, penyediaan monitoring tools, dan pengembangan query builder untuk mendukung pengembangan operasional bank secara lengkap dan terpadu. Enterprise Data Model  juga digunakan untuk memberikan kemudahan kepada bisnis dalam membuat laporan-laporan sesuai kebutuhan internal dan eksternal.
Business Continuity Plan  dan Disaster Recovery Plan
Untuk menjaga kepercayaan nasabah dan untuk meminimalisi resiko operasional dari gagalnya sistem aplikasi dan infrastruktur teknologi informasi, Bank BRI telah menyiapkan BusinessContinuity Plan dan Disaster Recovery Plan yang merupakan bagian dari Business Continuity Management Perusahaan. Secara periodik dilaksanakan uji coba pada sistem aplikasi dan infrastruktur yang kritikal, dengan tujuan agar kegiatan usaha BRI dapat tetap berjalan saat terjadi gangguan pada sarana teknologi informasi yang dipergunakan. Selam itu, BRI juga menyiapkan Disaster Recovery Center (DRC) pada lokasi yang berbeda dengan Data Center sebagai fasilitas pengganti jika Data Center mengalami gangguan atau tidak dapat berfungsi, seperti tidak adanya aliran listrik ke ruang komputer, kebakaran, ledakan atau kerusakan pada komputer.
Avaibility Jaringan Komuniksi
BRI harus menjaga dan memelihara availability jaringan komunikasi yang ada. Availability ini dilakukan derigan monitoring secara terus menerus melalui Enterprise Monitoring System serta redundancy dan diverifikasi media komunikasi dengan menggunakan satelit, terrestrial, dan wireless, sebab, BRI sebagai bank dengan jaringan kerja dan operasional yang terbesar di Indonesia serta adanya pertumbuhan dan pertambahan yang agresif dari unit kerja yang real time on-line.
Security System
BRI secara rutin melakukan evaluasi dan audit terhadap keamanan infrastruktur teknologi. Evaluasi dan audit ini dilakukan untuk mengurangi resiko kelemahan dan kerawanan terhadap keamanan infrastruktur teknologi informasi. Selain itu, BRI mulai melakukan inisiasi untuk sertifikasi Operational IT Security, yang comply terhadap standansasi (ISO 27001:2005) yang telah diakui secara internasional.
INVESTASI TEKNOLOGI INFORMASI
Diperlukan bagi Bank BRI untuk terus mengembangkan teknologi informasinya agar dapat bersaing dengan industri perbankan lain juga demi menciptakancompetitive advantage, maka, BRI dapat menerapkan sistem informasi sebagi berikut :
1.       1.      Business Intelligence
BRI Business intelligence System dikategorikan sebagai aplikasi untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menyediakan akses ke data guna membantu pengguna mengambil keputusan bisnis secara lebih baik. Aplikasi ini mencakup aktivitas sistem pendukung keputusan, query, reporting, online analytical processing (OLAP), statistical analysis, forecasting, dan data mining. Singkat kata, Business intelligence dibutuhkan untuk mengubah data mentah menjadi informasi pendukung pengambilan-keputusan perusahaan dan proses bisnis.
Adapun kegunaan Business Intelligence System di Bank Rakyat Indonesia adalah :
1.       Menjadi Bank terkemuka yang ditunjang dengan penggunaan SI/TI di Indonesia
2.      Mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menyediakan Informasi pengambil keputusan bagi pihak manajemen dalam proses bisnis
3.      Forecasting

2.      Customer Relationship Management (CRM)
Customer Relationship Management merupakan strategi dan usaha untuk menjalin hubungan dengan pelanggan dan memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan. CRM mengintegrasikan strategi penjualan, pemasaran, dan pelayanan yang terkoordinasi.CRM menyimpan informasi pelanggan dan merekam seluruh kontak yang terjadi antara pelanggan dan perusahaan, serta membuat profil pelanggan untuk staf perusahaan yang memerlukan informasi tentang pelanggan tersebut.
Tujuan CRM yaitu :
1.       Menggunakan hubungan dengan nasabah untuk meningkatkan keuntungan
2.      Menggunakan informasi untuk memberikan pelayanan yang memuaskan
3.      Mendukung proses sosialisai produk berulang kepada nasabah
4.      Meningkatkan standar & prosedur pelayanan kepada nasabah
3.      Decision Support System (DSS)
Decision Support System (DSS) sebagai sebuah system yang memberikan dukungan kepada seorang manajer, atau kepada sekelompok manajer yang relative kecil yang bekerja sebagai team pemecah masalah, dalam memecahkan masalah semi terstrukitur dengan memberikan informasi atau saran mengenai keputusan tertentu.Informasi tersebut diberikan oleh laporan berkala, laporan khusus, maupun output dari model matematis. Model tersebut juga mempunyai kemampuan untuk memberikan saran dalam tingkat yang bervariasi.
Tujuan  implementasi BRI Decision Support System yaitu :
1.       Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan masalah semi  terstruktur
2.      Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti keputusan tersebut
3.      Meningkatkan efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan, dan bukannya peningkatan efisiensi
4.      E-Learning System
E-Learning System adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada. Dengan  e – learning, karyawan dapat melihat modul-modul yang pembelajaran, mengambil tugas-tugas dan ujian yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, nara sumber lain, dan pembelajar lain.
MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI
Secara garis besar, beberapa manfaat yang didapatkan BRI dengan melakukan investasi di bidang teknologi informasi tersebut antara lain:
1.       Kemudahan melakukan kontrol perusahaan
Implementasi teknologi informasi seperti CBS yang telah dilakukan oleh BRI menjadikan sistem yang ada dalam perusahaan tersebut menjadi terintegrasi. Kondisi ini tentu akan mempermudah perusahaan untuk mengetahui perkembangan bisnisnya setiap saat karena data yang ada dalam sistem tersebut adalah data yang online dan up to date dengan demikian perusahaan akan dapat mengetahui aktivitas sehari-hari dari tiap departemen dan kantor cabangnya. Dengan CBS, dapat menghubungkan kantor pusat dengan unit BRI yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Kondisi ini tentu akan mempermudah perusahaan dalam melakukan kontrol untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam proses bisnis, dan apabila kesalahan telah terjadi perusahaan dapat langsung mengetahui sehingga perusahaan dapat meminimalisasi kerugiannya.
2.      Produktivitas Meningkat
Pengimplementasian berbagai jenis teknologi informasi pada BRI menyebabkan kinerja perusahaan menjadi lebih meningkat. Hal ini dikarenakan pengunaan teknologi tersebut dapat menciptakan kecepatan dalam bekerja dan juga memberikan tingkat akurasian yang cukup tinggi hal ini tentu akan dapat meningkatkan peroduktivitas perusahaan karena dengan tingkat kecepatan bekerja yang tinggi perusahaan akan memperoleh output yang lebih banyak dalam hal ini perusahaan dengan sumber daya yang tetap akan dapat melayani nasabahnya dalam jumlah yang lebih besar bahkan dengan digunakannya teknologi ini perusahaan dapat mengurangi sumber dayanya tetapi output atau banyaknya nasabah yang dilayani mengalami peningkatan. Melalui media elektronik seperti ­e – banking memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui ATM, phone banking, electronic fund transfer, dan mobile phone. Selain dengan penerapan teknologi informasi pada pelayanan terhadapa nasabah juga mampu menciptakan competitive advantage bagi BRI untuk bersaing dengan industri perbankan lain.
3.      Membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik
Keputusan kritis harus diambil dengan berbagai pertimbangan yang tepat untuk menentukan masa depan perusahaan. Dengan business intelligence, merupakan aplikasi untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menyediakan akses ke data guna membantu pengguna mengambil keputusan bisnis secara lebih baik, kondisi ini tentu akan membantu top management untuk mengetahui kondisi perusahaan secara detail sehingga informasi yang didapatkan menjadi lebih lengkap. Informasi yang lengkap tersebut akan dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan, melakukan perencanaan bisnisnya di masa yang akan datang yang pada akhirnya informasi tersebut juga akan membantu perusahaan dalam melakukan perencanaan strateginya.

Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar